Direktorat Dikti Renbang Diklat bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah YPI Al Azhar, pada hari Senin, 21 September 2020 menyelenggarakan kegiatan webinar dengan mengusung tema Kiat Sukses Penanaman Pendidikan Adab dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada Masa Pandemi Covid-19. Kegiatan dengan Keynote Speaker Ketua Umum YPI Al Azhar, K.H. Sobirin, H.S menghadirkan nara sumber Dr. Zulfikri Anas, M.Pd seorang praktisi pendidikan yang berpandangan bahwa hakikat pendidikan adalah upaya mengangkat kemuliaan manusia.
Sejak awal tahun pelajaran 2020/2021, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah YPI Al Azhar menggulirkan program penguatan pendidikan adab bagi sekolah Islam Al Azhar. Program tersebut dirancang dalam rangka mewujudkan generasi yang beradab dan berkualitas. Seolah tidak mau menyerah dengan kehadiran wabah Covid-19, maka dengan menggandeng Direktorat Dikti Renbang Diklat menyelenggarakan webinar dengan tema Kita Sukses Penanaman Pendidikan Adab dalam PJJ pada Masa Pandemi Covid-19.
Ketua Umum YPI Al Azhar, K.H. Sobirin, H.S, menekankan pentingnya adab dalam proses pendidikan untuk memperoleh imu yang bermanfaat dan barokah. Lebih lanjut beliau menguatkan perlunya program pendidikan adab untuk dapat diimplementasikan di sekolah Islam Al Azhar, tanpa terkendala oleh adanya Covid-19. Oleh karena beliau memandang guru dan kepala sekolah untuk terus belajar dari berbagai sumber, termasuk nara sumber yang sekarang dihadirkan dalam webinar, yaitu Dr. Zulfikri Anas, M.Pd.
Di depan partisipan yang jumlahnya mencapai 370 orang, Dr. Zulfikri Anas, M.Pd mengatakan bahwa selama ini kita mengantarkan murid belajar dimulai dengan kegiatan yang linear dari tahu, bisa, dan terbiasa. Lalu beliau mengajukan pertanyaan, “Bisakah kalau kita mulai dari pembiasaan baru pengetahuan?” Lebih lanjut nara sumber mengatakan bahwa pembelajaran bisa dimulai dengan kisah teladan, atau peristiwa aktual. Dari kisah, guru akan merangsang anak untuk menggunakan “mesin belajarnya” mencari tahu dan menggali pengetahuannya sehingga semua bermuara kepada kemuliaan manusia dari Sang Penciptanya.
Bagaimana caranya agar murid sadar bahwa sesugguhnya mereka adalah anak yang berfikir? Pembelajaran adalah proses murid untuk bertafakur, bertadabur, dan bertasyakur. Mari kita tinggalkan kebiasaan mengajar untuk memerebutkan satu titik tertentu sehingga hanya anak-anak tertentu yang dapat mencapai titik itu, sementara setiap anak memiliki titik orbitnya sendiri-sendiri. Dari selembar daun yang kering anak dapat melakukan aktifitas belajar. Dari seekor cacing di dalam tanah yang tidak pernah berhenti bekerja anak juga dapat melakukan aktifitas belajar. Dari kegiatan bermain “conglak” misalnya, anak dapat belajar berhitung dan aturan. Dari permainan, lakukan identifikasi aturan di dalamnya, kemudian tariklah aturan itu menjadi aturan yang disepakati, selanjutnya bimbinglah mereka untuk dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian besar peserta berharap pelatihan serupa dapat diselenggarakan lagi oleh Direktorat Dikdasmen maupun Direktorat Dikti Renbang Diklat YPI Al Azhar. Lebih lanjut beberapa peserta memandang perlu materi pelatihan yang serupa dapat diselenggarakan untuk orang tua/wali murid.