Memaknai Iedul Fitri dalam Upaya Meningkatkan Mutu Dakwah, Sosial & Pendidikan YPI Al Azhar

Milad YPI Al Azhar ke-73 yang berlangsung dalam suasana Iedul Fitri 1446 H mendapatkan momentum untuk melakukan refleksi. Menjadi harapan keluarga besar Al Azhar agar di usianya yang sudah 73 tahun ini diselimuti kemuliaan dan kebaikan, hingga kembali kepada Allah Swt. dengan kebahagiaan sejati, sebagaimana dimaksud di penghujung surat An Naba. Yaitu, kebahagiaan yang menunjukkan kedamaian oleh karena seluruh waktu yang dimilikinya digunakan untuk beramal. Bukan sesal dan keluhan sebagaimana yang dirasakan orang-orang kafir karena sebagian besar kehidupan penuh dengan catatan amal buruk yang menolak mentah-mentah seruan Rasulallah Muhammad, Saw.

“Pertanyaannya adalah seberapa besar dari usia yang sudah mencapai 73 tahun itu, YPI Al Azhar mendarmakan dirinya untuk umat?” Demikianlah pembuka kajian subuh dari Ustadz Adi Hidayat di Ruang Utama Masjid Agung Al Azhar dalam rangka Milad ke-73 YPI Al Azhar dan Silaturrahmi Iedul Fitri 1446 Hijriah pada Sabtu, 12 April 2025. Lebih lanjut Ustadz Adi Hidayat menyampaikan bahwa kata Eid Al-Fitr berasal dari dua unsur pokok, yaitu Eid dan Fitr. Masing-masing memiliki makna. Dan bila dua kata ini digabungkan menjadi satu, maka terciptalah makna yang lebih komprehensif, lebih luas, dan lebih dalam.

Bila kata Eid dan Al Fitr tersebut dikaitkan dengan tiga harapan di aspek da’wah, sosial ataupun pendidikan, maka ia bukan hanya menjadi gabungan dari dua unsur kata, tapi menjadi kurikulum dan pedoman. Kurikulum dan pedoman itu akan memberikan spirit dalam menjalani aktifitas da’wah, sosial, ataupun pendidikan di lingkungan YPI Al Azhar.
Al Azhar perlu merefresh kembali. Tanpa bermaksud menggurui, Ustadz Adi Hidayat mengajak berbagi di waktu subuh yang indah itu. UAH mengambil contoh Ibn Mansur yang wafat setelah mendedikasikan hidupnya terhadap ilmu. Saking giatnya mendalami dan berfokus pada ilmu sehingga di ujung hayatnya matanya buta. Kesibukan Ibnu Mansur adalah menelah, mengkaji, membaca, menulis, melahirkan karya, dan mengajar. Salah satu karyanya yang masyhur adalah kitab Mu’jam Lisanul Arab. Kitab ini adalah kamus bahasa Arab yang sangat komprehensif dan menjadi referensi penting dalam studi bahasa Arab klasik. Untuk berita selengkapnya bisa di baca dalam Majalah Al Azhar Edisi 350.