Ukhuwah Islamiyah Jadi Kunci Kemenangan

Kalimat takbir yang berkumandang sejak Magrib, 30 Maret 2025 hingga Senin, 31 Maret 2025 menyambut kedatangan jamaah yang mulai memadati lapangan rumput kompleks Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pemerintah telah menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Hari Senin, 31 Maret 2025. Kumandang takbir itu telah menyedot tak kurang dari 1000 jamaah menempati shaf yang sudah disiapkan Takmir Masjid Agung Al Azhar. Sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan, tibalah umat muslim merayakan kemenangan di 1 Syawal 1446. hingga Senin pagi 31 Maret 2025. Bersama para jamaah tampah tokoh nasional di antaranya, mantan Gubernur Daerah Khusus Jakarta ke-17 (2017–2022) H. Anies Rasyid Baswedan, S.e., M. P. P., Ph. D., mantan Wakil Mentri ESDM (2016–2019) Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D., mantan Mentri Pemuda dan Olah Raga (2004-2009) Dr. H. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si., serta mantan Hakim MK dan Juga Ketua Pembina YPI Al Azhar Prof. Dr. H. Jimly Asshiddiqie, S.H., M.H.

Dalam kegiatan Sholat Iedul Fitri 1445 H kali ini bertindak sebagai imam adalah H. Achmad Khotib, S.Q, M.A dan bertugas sebagai khatib kali ini adalah Buya Al Hamra Anggota Pembina YPI Al Azhar dengan tema “Ukhuwah Islamiah”. dalam isi khutbahnya beliau menyampaikan kepada para jamaah begitu

Begitu pentingnya kata Ukhuwah Islamiah sampai berulang 96 kali tersebut dalam Al Qur’an dengan berbagai versi
penerapannya. Sungguh kaum mukminin itu bersaudara karena itu perbaikilah nilai persaudaraanmu, dan bertaqwalah kepada Allah Swt., semoga kamu diberi rahmat.

Di akhir Khutbah, Buya Alhamra menyampaiakan bahwa Almarhum Prof. DR. Hamka telah mencontohkan sikap toleransi Buya Hamka dalam pergaulan dengan jamaah sehari-hari di Masjid Agung Al Azhar ini.
“Lebih dari 10 tahun saya mendampingi dan mengikuti ceramah, kajian dan khutbah beliau, tidak satu kalipun beliau menjelek- jelekkan pihak lain atau organisasi lain, dan tidak satu kalipun beliau memuji-muji Muhammadiyah atau menyerukan orang untuk masuk Muhammadiyah, walaupun beliau itu adalah tokoh Muhammadiyah. Sifat inilah yang kemudian masyarakat Islam simpati kepada beliau, sampai pada waktu pembentukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) beliau terpilih menjadi ketuanya dan saya pun ikut mendampinginya selama 4 tahun sebagai asisten sekretarisnya.”

“Almarhum Prof. DR. Hamka telah dipanggil oleh Allah kehadirat-Nya. Kita yang berada di belakangnya, sepatutnya secara berjamaah mengikuti jejak beliau dalam penerapan metodologi Ukhuwah Islamiah dalam menjalankan tugas keagamaan, yang secara Fardhu’ain berkewajiban menyampaikan pesan-pesan Rasulullah saw. kepada seluruh manusia.